Khawatir Kehilangan

Di Efesus 1:22-23, Paulus berkata bahwa gereja adalah tubuh Yesus, dan dalam Kolose 1:18 mengatakan bahwa Yesuslah kepala dari gereja, serta dalam 1 Korintus 12:27 tertulis bahwa kita masing-masing pribadi adalah anggota tubuh tersebut.

Paulus tidak berkata bahwa tubuh Yesus adalah gereja A, gereja B ataupun gereja tertentu. Namun hanya dengan menyebutkan gereja (secara global). Namun jaman sekarang ini, sepertinya tubuh Yesus dipisah-pisahkan oleh manusia. Dan parahnya lagi, masing-masing tubuh merasa punya hak yang lebih istimewa (lebih benar) dari tubuh lainnya. Padahal tubuh sebenarnya cuma 1.

Memang di alkitab tertulis bahwa kita harus waspada terhadap nabi-nabi palsu dan ajaran sesat. Yang berarti nabi palsu dan ajaran sesat memang sudah ada dari dahulu sampai detik ketika tulisan ini dibaca. Namun bukan berarti sebuah gereja dapat menghakimi gereja lain.Karena Allah melarang kita untuk saling menghakimi antara sesama manusia supaya kita juga jangan dihakimi (Matius 7:1).

Ada gereja yang mewanti-wanti jemaatnya untuk tidak pergi ke gereja lain, Dengan alasan agar jemaat tidak tersesat. Padahal salah satu alasan utamanya adalah takut kehilangan jemaat. Ada pernyataan dari sseorang "Jika gereja kehilangan jemaat, kan repot. Nanti siapa yg bagian bertugas kolekte, bagian, puji-pujian, dsb.". Gereja sudah dianggap sebagai toko yang takut kehilangan pelanggannya.

Lalu saya bertanya kepadanya "Mengapa gereja harus khawatir kehilangan jemaat?". Maksud saya, Jika kita mengakui bahwa gereja adalah tubuh Yesus dimana Yesus sendirilah yang jadi kepala atas tubuh. Mengapa kita harus khawatir? Jika tubuh sendiri sudah tidak mempercayai kepala lagi, apakah tubuh tersebut masih milik sang kepala? Jika gereja sendiri sudah berjalan dalam kekhawatiran, bagaimana dengan anggotanya? Bukankh Yesus sendiri mengatakan agar kita jangan khawatir? Pohon yang tidak sehat, tidak akan menghasilkan buah-buah yang sempurna.

Suatu gereja memang bisa ditinggalkan oleh jemaatnya. Namun bukan dengan cara paksa dan menakut-nakuti   jemaat, supaya gereja tidak kehilangan jemaatnya. Seperti halnya kita, tidak mungkin kita berkata kepada teman kita agar jangan menjauhi kita nanti akan berakibat sesuatu jika ia menjauhi kita. Inilah saatnya dimana kita harus bercermin pada diri kita, mengapa orang meninggalkan kita.

Ada seorang pemuda yang tinggal di Jakarta dan rajin serta aktif dalam pelayanan gerejanya. Namun, suatu saat, pekerjaan mengharuskan ia untuk pergi ke luar kota, misalnya Semarang untuk beberapa waktu. Terjadilah pergumulan dalam hatinya. Lalu bagaimana dengan kerinduan saya akan firman Tuhan? sedangkan di Semarang tidak ada gereja yang biasa saya datang dan melakukan pelayanan. Apakah kalau saya ke gereja yang di Semarang berarti saya tidak setia? Karena pernah ada seseorang mengatakan kepadanya "Jangan pindah-pindah gereja, supaya kamu setia".

Pemuda itu terperangkap dalam doktrin "setia". Sebenarnya, kepada siapakah manusia benar-benar harus setia? kepada gereja tertentu atau kepada Tuhan Yesus? Dia menghadapi dilema. Disatu sisi, jika ia tidak ke gereja, jiwanya mengalami kerinduan yanng luar biasa. Namun jika dia ke gereja yang di semarang, dia khawatir dianggap tidak setia.

Apakah yang seharusnya pemuda itu lakukan?

Saya kembalikan jawaban ke masing-masing pribadi yang membaca tulisan ini. Karena saya tidak berhak menentukan apa yang harus dilakukan orang lain. Yang saya tahu, bahwa firman Tuhan bukan berada dalam 1 gereja tertentu saja. Selama gereja itu memberitakan kabar baik (firman Tuhan), maka itu adalah tubuh Yesus.

0 komentar:

Posting Komentar